Labels

Sabtu, 02 Juni 2012

ayah,..


Wahai Allah Yang Menguasai Malam ini,..
Di malam yang senyap ini, ingin aku menyapa orang-orang yang melihatku penuh harap,..
Orang-orang yang menimangku mulai Engkau titipkan aku pada mereka
Orang-orang luar biasa, yang Engkau percaya untuk mengasuhku
Mereka orang-orang yang menatihku hingga tengkurap, merangkak, berdiri hingga kini kuberlari...
Orang-orang luar biasa itu mengejakan kata untukku, menuntun kata demi kata hingga kini ku pandai berdebat
Dimalam yang sunyi ini, ingin kuteriakkan
“aku adalah orang yang kau harapkan”
Inginku melihat senyum sucinya di surga nanti
Wahai penguasa Jagad ini,..
Sisihkan kepada kami, rumah di surga abadi,..
Agar kami bisa menyanyikan lagu cinta ini...

Suara cicak, jangkrik dan nyamuk malam ini,..mengiringi indahnya harmoni malam ini
Wahai Kekasihku,.. malam ini, aku teringat masa kecil dulu
Bagaimana seorang lelaki tinggi gagah berwibawa menimang dan memundakku
Ketika matahari pagi memancarkan cahaya merahnya
Lelaki gagah perkasa itu, mengajakku menyusuri jalan desa sunyi itu
 Menuju pematang yang masih gelap gulita, mengambil jagung muda untuk kita nikmati bersama
Ketika kupetik jagung itu,.. kulihat harimau tua menikmati tidurnya dibalik rimbunnya pohon jagung,..
Kau gendong aku untuk menyelamatkanku

Begitu banyak aku menggugatmu,..
Menuduhmu laki-laki tak bertanggung jawab, yang tak memberikan bimbingan untuk keluarganya,..
Menuduhmu seorang yang salah untuk selamanya, seorang yang tak bisa membimbingku hingga aku dewasa,..

Aku sesali semua itu,..
Setelah aku sadari, begitulah caramu mengajariku,..
Ternyata,.. aku memang tak butuh ucapan sayang itu,..
Kau benar,.. begitu besar rasa sayangmu pada anakmu ini
Ayah,..
Tak kuat aku menahan sesak di hati ini,..
Ingin kumelihat senyum sederhana dari wajahmu....
Cinta kasihmu begitu tulus,...
Teringat kembali kemasa itu,..
Saat tiga hari sebelum puasa  tujuh tahun yang lalu...
Masa dimana otak dan jiwaku hancur berkeping-keping hingga saat ini aku masih mencari kepingan-kepingan yang pernah lepas dari bagian hidupku,..
Masa dimana jiwa ini tak mampu mengungkapkan sedikitpun rasa karena jiwa ini telah mati rasa...
Masa dimana muka ini telah capek menanggung malu,..
Masa dimana aku tak lagi diterima diduniaku,..
Masa dimana kerusakan hebat menempa hatiku,..
Engkau hadir disampingku,.. “Ada apa denganmu??”
Satu-satu orang yang tau gimana perasaanku saat itu
Subhanallah,.. sekali seumur hidupku,.. aku dengar kata-kata itu keluar dari mulutmu,..
Beban hati ini terasa ringan,.. ketika kudengar kata-kata itu,..

Ayah,.. bagaimanapun keadaanmu,..
Aku bangga padamu....
Aku bangga jadi anak seorang supir dari pada aku harus menjadi anak seorang koruptor,..
Ayah,.. meski dalam silsilah keluargamu,... darah karuptor itu mengalir begitu deras,.. tapi aku yakn bahwa dirimu masih bersih dari semua itu,..
Meski aku tak yakin benar dengan pikirku,..

Ayah,...
Aku tahu,..
Semua ini kau lakukan untukku,..
Kau tak kenal lelah,.. membiayai hidupku,..
Berangkat pagi pulang malam,..
Bahkan kadang satu hari aku tak berjumpa denganmu,...

Ayah,..
Dalam keras watkmu,...
Hatimu begitu lembut,....
Ayah,....
Tak sanggup lagi aku mengiangat semua yang kau berikan padaku,...
Kau membuatku hingga aku jadi anak yang mandiri
Tak bergantung pada inangku,..

Ayah,.. teringat ku pada dua minggu yang lalu,.
Dalam sibuk waktumu,..
Kau sempatkan berkunjung padaku,..
Aku tahu begitu lelah harimu kini,..
Kau relakan mengantar motor untukku,..
Tak bisa aku bayangkankan,.
Yubuhmu yang kini renta,.. menyisakan waktu untuk anakmu tercinta,...
 Ayah dengarkanlah,.
Aku sangat mencintaimu,..
,eski aku juga sepertimu,..
Tak mampu aku mengungkap ekspresi jiwaku,...
Hati ini sangat merindukanmu,..
Ayah,....
Aku bangga padamu,...
Bingung aku harus mengatakan apa,..
Harus melakukan apa untukmu,.. agar kau bahagia selamanya,..
Agar tak usah lagi bekerja membanting tulang untukku,..
Ayah,...aku ingin melihatmu duduk tenang,.. membaca koran,.. santai dihalaman,.. bersama dengan cucumu,..
Tak usah kau bekerja lagi,.. biar aku yang menggantikanmu,..
Anak kecil yang kau pundak dulu kini beranjak dewasa,..
Mencoba menyusun pondasi hidup yang mulia,..
Restui aku dalam setiap langkahku,..

Suatu hari nanti, aku ingin mengajakmu ke mekah,..
Ke rumah Allah,.. agar kita bisa lebih dekat dengan Allah,..
Agar ikatan kita membawa kita ke surga dan dekapan kasih cinta Allah,..

Ayah,.. jaga ragamu,.. jangan kau bakar ragamu dengan gudang garam yang menjadi toksik dalam tubuhmu,..
Tunggui aku ayah,.. hingga aku mampu membahagiakanmu,..
Ayah,..
Kasihmu egitu tulus,..
Merasuk dalam jiwa ini,...

Ayah,.. sekarang akubelajar,.. menuntut ilmu untuk emngubah hidup kita menjadi lebih baik,..
Ayah,.. doakan anakmu ini,.. agar mampu membahagiakanmu,..
Ayah ,... suatu hari nanti,..
Aku ingin memberikan motor trail yang kau idam-idamkan itu,.
Ayah,..
Sungguh aku menyayangimu,..

Allah Yang Maha Mengabulakn Doa kami,...
Pertemukan kami semua disurgamu,...

Surat Untuk Ibu,...


Dari seorang yang tlah lama lepas dari dekapan hangatmu,.. seorang yang selalu merasa diperlakukan tidak adil,.. seorang yang selalu merasa tak pernah ada dalam pandanganmu,.. seorang yang kini tlah terpisahkan jarak denganmu,.. seorang yang selalu membuatmu menangis,.. seorang yang telah membuat hatimu teriris, seorang yang dengan sengaja menumpahkan air garam pada goresan lukamu,..

Ibu,.. setelah lama hati ini terkunci untukmu karena keegoisanku, karena aku ingin mendapat perhatian yang lebih darimu, karena aku tak pernah memandang sisi indahmu, karena aku tak bisa menangkap bahasa cintamu,...

Ibu,.. disaat aku jauh darimu, baru kusadari betapa aku sangat membutuhkanmu,.. aku merindukan malaikat yang selama ini mendampingiku,.. sampai aku bisa seperti ini, tanpamu aku akan mampu berdiri disini,.. Kini baru aku sadari, semua yang kau ajarkan dulu menjadi bekal terindah dalam hidupku,..

Ibu,.. sungguh malu menghadapkan diri ini kepadamu,.. setelah semua yang telah aku perbuat. Masih lekat dalam memory, ketika waktu itu dengan sangat jelas aku ingat kau tanyakan padaku masalah yang sepele, kau tanyakan padaku “adek,.. apa bahasa inggrisnya rindu?” tanpa pikir panjang kujawab ”liat aja dikamus bu!”. Ketika kau tanyakan “bagaimana menyimpan data di komputer?” aku hanya bisa menertawakanmu “masa gitu aja gak bisa sih bu,..” ketika kau tanya bagaimana pake internet, dengan enteng aku jawab “ibu katrok banget sih” tanpa aku memikirkan perasaamu,..
Ibu,.. maafkan anakmu yang tak tau diri ini. Setelah sembilan bulan aku menumpang dirahimmu, kini aku lupa pernah bersamamu. Aku merasa orang yang paling hebat dan seakan aku tak membutuhkanmu. Dulu saat mendengar tangis pertamaku kau begitu bahagia,.. dan kini tak bisa dihitung lagi berapa kali aku membuatmu menangis.. aku tak ingat lagi dengan nyawa yang kau pertaruhakan untuk melahirkanku. Aku lupa,.. ketika tangisku membangunkanmu untuk mengganti popokku. Aku lupa,.. kau dengan bahagia memberi susu untukku. Aku lupa, betapa kau dengan telaten membimbingku mengeja kata-kata sampai kini aku pandai membantah kata-katamu,.. aku telah lupa, kau yang telah menatihku hingga kini aku bisa berlari meninggalkanmu,.. tapi ibu kau tak pernah sedikitpun menghitung semua pengorbananmu, aku tau,.. hanya satu yang kau inginkan,.. hanya ingin melihat putri kecilmu ini tersenyum bahagia.....

Ibu,.. kini putri kecilmu ini telah beranjak dewasa,.. dan pergi jauh untuk menuntut ilmu,.. tapi ibu terkadang putrimu ini terlalu sibuk dengan dunianya. Putrimu ini lupa masih ada yang menantinya dirumah,.. putrimu ini lebih asyik dengan segudang laporan praktikum, tugas dosen dan organisasi yang sangat ia khawatirkan keberadaannya. Ibu,.. putrimu ini sudah disibukkan dengan agenda-agenda kampus yang menurutnya sangat penting dan produktif itu, tapi entah berapa detik ia rela meluangkan waktunya untuk menghubungimu. Ibu,.. ratusan ribu putrimu ini relakan untuk organisasi yang ia cintai, tapi putrimu sangat berat merelakan 300 perak untuk menghubungimu,..

Ibu,.. masih ingat sebulan yang lalu ketika kutanyakan bagaimana kabarmu, kau bilang kau baik-baik saja, meski kudengar batuk-batuk diseberang sana kau bilang kau sehat selalu. Tapi ketika kulangkahkan kaki kerumah ini, aku hanya bisa melihatmu tergolek lemah di dipan tua milikmu. Kau bilang kau tak ingin aku mengkhawatirkanmu, kau bilang kau tak ingin mengganggu aktivitas oragnisasiku, kau bilang kau tak ingin mengganggu tugas-tugas kuliahku,,,,,

Ibu,.. entah apa yang ada dipikiranmu,.. kau hanya ingin membuatku bahagia,...
Ibu maafkan putrimu ini,...
Mungkin ribuan kata maaf tak bisa menebus semua dosa-dosaku,..
Tapi ibu,.. mohon maafkan aku,..

Ibu,.. putrimu ini tak jauh beda denganmu,.. putrimu ini juga bukan seorang yang romantis,... yang pandai merangkai kata,..
Ibu,.. jika aku bisa memanjat langit ketujuh,.. akan kuteriakkan diatas sana “Aku mencintaimu,...” biar semua dunia tau,.. betapa aku sangat merindukan dekapan hangatmu,..
Ibu,... aku tau,.. cita-citamu begitu mulia dan aku akan berusaha sekuat diriku untuk mewujudkan cita-citamu
Ibu,.. ridhoi aku,.. agar aku bisa mengantarkanmu ke tanah suci,..
Allah sampaikan salam baktiku untuk ibu,..
Allah,.. jaga selalu ibuku,... sayangilah ia dan buatlah ia tersenyum bahagia,...
Amiin,...


berbagi

"kalau kamu sudah bisa membaca,.. itu berarti kamu berilmu, kamu punya kewajiban untuk mengajarkan kepada orang lain yang belum bisa membaca. kalau kamu sudah bisa makan, kamu punya kewajiban untuk membuat orang lain bisa makan juga. kalau kamu merasa aman, kamu punya kewajiban untuk membuat orang lain merasa aman. dan kewajiabn itu tanggungjawab yang besar"_23 episentrum

sudah menjadi sebuah kewajiban kita untuk menyampaikan apa yang kita punya. ilmu itu tak akan pernah habis jika kau membaginya, bahkan ilmu itu akan semakin bertambah ketika kamu mengajarkannya. ketika cahaya itu hanya ada dalam hati kita, ia hanya bermanfaat untuk diri kita. kalau ingin naik kelas,... keluarkan cahaya itu, jadikan ia menyelubungi tubuh kita, dan biarkan ia menyinari sekitar kita,... seperti nabi Isa as,.. cahayanya di luar tubuhnya,.. nabi Muhammad saw,... cahaya diatas cayaha,.. yang selalu menyinari umatnya,..

aku hanya ingin mencoba mengeluarkan cahaya ini,.. menyinari hidup ini,..

Jumat, 01 Juni 2012

Lawu Expedition

Hanya ingin bercerita tentang pengalaman beberapa waktu yang lalu...

Dulu,.. tahun 2009 tepat tanggal berapa dan bulan apa aku lupa, yang jelas rentang waktu antara Ujian Nasional dan SNMPTN di PPI Magetan, Waktu itu seorang alumni SMASA memutarkan video motivasi dari seorang mahasiswa IPB. Video yang menuliskan jejak hidupnya, jejak hidup yang bermula dari mimpi-mimpi yang digoreskan pada lembaran kertas yang ditempel di dinding kamarnya.  Sang motivator memberikan instruksi untuk menuliskan semua mimpi-mimpi di selembar kertas, aku pun mengikuti dan menuliskan semua mimpi yang terlintas dikepalaku saat itu. Aku hanya menuliskan dan belum tahu apakah mimpiku akan tercapai atau hanya sekedar mimpi yang memenuhi draft impian tanpa usaha untuk mencapainya.

Salah satu yang kutulis dari barisan impian itu adalah “menaklukkan puncak lawu”. Bukan suatu impian yang besar bagi sebagian besar orang, tapi entah mengapa aku menuliskannya dalam daftar impian. Semasa SMA, bergabung dengan PMR, PRAMUKA dan ROHIS memang mendorongku untuk menyatu dengan alam, mencintai alam ini, mensyukuri nikmat Allah atas alam yang terbentang indah menyejukkan pikiran yang kelam ini. Begitupun yang mendorongku, memancarkan sebuah angan untuk bisa menikmati indahnya puncak lawu, sebuah negeri diatas awan yang hanya bisa aku lihat dari album foto. Mimpi itu sudah ada sejak aku SMP dan aku ingin mewujudkannya ketika SMA, entah itu bersama teman-teman PMR PRAMUKA maupun ROHIS. Namun perizinan yang cukup pelik, sampai lulus SMA tahun 2009 mimpi itu belum terwujud.

Menginjak bangku kuliah, jelas mimpi itu terlihat suram, karena aku tak tergabung dalam organisasi pecinta alam satupun, aku hanya mengikuti organisasi eksekutif, kerohanian dan riset, dimana semua hanya membutuhkan olah otak. Tak ada olah fisik satupun, bukan saatnya untuk itu pikirku. Klo ditanya mau bergabung dengan organisasi yang berhubungan dengan alam, masih tertarik tapi tak berani melangkah, terlalu banyak resiko didepan mata. Apalagi setelah menginjakkan kaki di perkuliahan, disitu aku mengenal hijab, ikhtilat, dan beberapa alasan sehingga aku tak mau bergabung dengan organisasi itu. Organisasi waktu SMA dan kuliah memang BEDA, iklim politik kampus, organisasi ektra yang masuk kampus, idealisme, dan kebebasan tanpa batas,.. semua itu mendorongku untuk selalu hati-hati dalam menentukan pilihan.  Sekali salah langkah,.. akan terjatuh..

Kembali ke mimpi,...  mimpiku menaklukkan lawu akan segera kuhapus, karena jelas itu hanya akan memenuhi kertas impian,.. tapi aku tak sampai hati ingin menghapusnya,.. so,.. mimpi itu masih tetap nangkring di pojok atas kertas lusuh yang berperan sebagai  peta perjalanan hidupku,..


 Beberapa minggu yang lalu seorang teman akhwat mendatangiku,.. “marita,.. temenin gue naik gunung yuk,.. stress bgt ne liat kampus terus,.. pengin liat yang indah-indah,..”
Zeps,.. naik gunung? Beneran ne?,.. “hayuuk,... gunung apa? Sama siapa aja?” jawabku spontan, ternyata kesempatan itu masih ada,.. pikirku
“Lawu,. Sama temen-temen gue anak Oceanography,..”
“ok,.. aku izin ortuku dulu ya boleh apa gak,..” perizinan ini sangat penting, sudah lebih dari tiga kali aku minta izin naik gunung gak pernah dibolehin,..

Langsung aku telpon ibuku,.. basa-basi dikit dan,,.. “bu, aku mau naik gunung boleh ga?”
Tanpa pikir panjang “G USAH,.. Ngapain macem2,.. kuliah diperikanan kok naek gunung,... blablabla,..” kuliah ibu-ibu mulai keluar,,
Yah,..  pupus sudah harapan,.. gk boleh lagi,...
Tapi tiba-tiba ayahku nyaut,.. “iy gapapa,.. ati-ati,..”
Yess,.... presiden negara mengizinkan,.. meski terdengar suara peperangan di seberang antara ibu negara dan presiden negara,... yang penting intinya,.. Surat sakti perizinan sudah dikantong,,.

Yups,.. aku senang bukan main,.. akhirnya kesempatan untuk mewujudakan mimpi itu datang juga,.. saking senengnya aku tak memikirkan siapa saja yang mau naik,. Berapa anak,. Ahsan atau gak,.. yang penting ada teman akhwat satu saja sudah cukup,...

Akhirnya,.. ada sebuah sms masuk,.. “temen lawu expedition,.. nanti jam 13.00 qt TM ya,.. kumpul di gdg kelautan,.. bahas fixasi peserta,.. teknis pemberangkatan,.. etc,..”

Akupun datang ke TM dengan penuh semangat,.. kulihat temanku sudah siaga ditempat qt janjian,.. mataku berputar,.. adakah salah satu dari cowok2 yang berjajar yang aku kenal,.. dan jawabannya adalah tidakkk,.... krik krik,.. “ri, qt muncak sama siapa ja?” “ne,.. mereka semua,.. cewe 5 cowok 7,.. yang cowok anak MDC semua,...hehe”sambil nyengir,..
“yaudahlah ri gpp,.. tpi mereka udah pada pernah naik gunung kan? Gak Cuma bisa diving?” tanyaku penasaran
“belum,.. first expedition,.. dari rombongan kita yang uda pernah naik gunung Cuma gue sama akh wikan,..”
Hahh,.. tambah puyeng ne,.. ternyata belum ada yang pernah naik gunung,.. eh sekali naik gunung langsung lawu,.. herrr,... tpi kata-kata terakhir cukup menenangkan,.. alhamdulillah masih ada yg pernah naik gunung,..

***
Tibalah waktunya expedisi,... 170512,... rencana awal berangkat dari semarang jam 07.00 sampe cemoro sewu jam 11.00 start pendakian jam 13.00 ini karena tak satupun rombongan yang pernah mendaki Lawu,.. jadi cari aman,.. berangkat siang,.. gak terlalu beresiko,..

Aku menunggu dari rumah, karena aku pulang dulu,.. maklum anak kaki gunung lawu,.. jadi terpencar dari rombongan,.. jam 11.00 aku menghubungi team pendakian “sudah sampai cemoro sewu ca?” “belum,.. qta baru berangkat jam 09.30”
Perjalanan normal 4 jam,.. jam 13.00 aku kembali menghubungi,.. dan jawaban dari seberang,.. “qt baru sampe boyolali,..” hah,.. pikiranku muali gak karuan,.. jangan,..jangan,.jangan,.. all is well,...
Aku hanya menunggu panggilan,.. mau menghubungi takut mengganggu konsentrasi kendaraan,.. maklum,.. motoran dari semarang,..
Jam dinding di tuang tamu rumah menunjukkan 16.00,.. hp hanya diam membisu,.. belum ada panggilan,.. jam 16.45,. hp berdering,.. “qt udah sampe tawangmangu,.. bentar lagi sampe,..”
Segera kubersiap,.. memanggul carrier yang lebih gedhe dari tubuhku yang mungil,..  checking alat, tas, semua perlengkapan, motor,.. dan meluncur,..

Sampai di cemoro sewu,.. jreng,.. tak ada satupun wajah familiar,.. hhmm,.. mereka belum sampai juga,... menunggu 15 menit,.. team satu persatu menampakkan diri,... tak terasa sudah maghrib,.. sholat dulu,..
Persiapan start,.. membaca peraturan,.. pantangan,.. dll,.. qt hanya pendatang yang belum paham kawasan itu,.. so,.. harus patuh,.. daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,..
Peraturan dibaca satu persatu,.. ada berbagai nomor yang perlu digarisbawahi,..
Wanita haid dilarang mendaki,.. (sstt,.. 2 orang sedang haid,..salah satunya yang nulis,.. sudah sampe sini masa batal gak jadi,.. pulang dengan tangan kosong,.. hadieh,.. gpplah,.. yang penting penguatan internal,.. )
Dilarang memakai pakaian hijau daun apalagi hijau sutera,.. (sstt,.. mata saling berpandangan,.. qt pake jaket organisasi warna hijau,.. hadieh,.. ada2 aja,.. ) akhirnya qt tanya pada pak parkiran,.. dan solusinya,.. jaket dibalik,.. pake yg warna hitam,..
Wah semua orang telah melanggar,.. deg deg deg,.. all is well,..
Kita percaya,.. Allah selalu bersama hambanya,.. penguatan internal,.. dan kita juga harus percaya bahwa yang hidup dialam ini bukan hanya kita, tapi juga makhluk Allah yang lain, jadi percaya,.. klo kita gak ganggu,.. mereka juga gak akan ganggu,..
Walau semua pantangan yang ada itu dapat dinalar,.. tidak boleh memakai warna hijau daun misalnya,.. secara logika jelas,.. kita dihutan,.. semua warnanya hijau,. Klo pake baju hijau misal kita tersesat dihutan, jelas susah dicari,.. itu kenapa orang yang pake baju hijau klo ke hutan hilang susah ditemukan,.. trus wanita haid gak boleh mendaki,.. bukan hanya karena gampang kesurupan, diganggu setan,.. tapi secara logika,.. orang yang lagi haid, kondisi fisiknya lemah,.. ketika nekat mendaki ditakutkan malah hanya bisa merepotkan pendaki lainnya,..

Start pendakian,.. wktu menunjukkan pukul 19.00,.. pendakian dimulai,.. berdoa dan berangkat,.. 
Memasuki gerbang pendakian,.. kaki mulai melangkah,.. didepan sana tak ada cahaya yang menerangi,.. hanya lampu senter yang harus siap sepanjang malam,.. berjalan 50 meter,... belum ada tanjakan berarti,.. 100 meter,.. subhallah,.. gerbang pemberangkatan sudah tak terlihat,.. kita hanya bisa menatap kedepan,..  ditengah hutan belantara,..  melewati sebuah gubuk,.. masih kuat,.. masih,... perjalanan tetap berlanjut,.... byur,... hujan turun,.. segenap team merapikan diri,.. memakai jas hujan,.. melewati sebuah gubuk di kanan jalan,.  Istirahat,.. kata komandan team,...  menunggu hujan yang tak kunjung reda, team memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan,.. belum sampai dipos 1,.. baru melewati 2 pos bayangan,... tetap semangat,... udara dingin sudah mulai menusuk tulang,.. kembang lkempis dada ini menahan dinginnya hujan di malam gunung lawu,...  berbagai tanjakan tak dirasa, pandangan kedepan adalah bayangan puncak yang telah menanti kedatangan tamu terhormat seperti kita,.. J sekitar jam 9,.. kita sampai di pos 1,.. rencana istirahat,.. gagal,.. pos sudah penuh dengan pendaki lain,...
Anggota team tetap semangat melanjutkan perjalanan ke pos 2,.. baru berjalan 20 meter,.. dada sudah kembang kempis,.. hah,.. hah,... break dulu,... tanjakan yang mulai menantang benar-benar menguji kesabaran,..  hayo,.. semangat,.. pos 2 sudah didepan mata,.. mata hati kali,... klo dihitung lebih dari dari 10 X pak komandan mengatakan,.. “hayo semangat,.. pos 2 sudah didepan mata,..” sebuah kata-kata semangat yang dibutuhkan,.. meski aku juga tahu,.. pak komandankan belum pernah naik lawu,.. mana tau posisi pos yang tepat itu dimana,... perjalanan pos 1 ke pos 2 cukup menguras tenaga,. Track yang mulai menantang,.. dan jaraknya yang sangat jauh,... mengharuskan kita untuk beristirahat dimana saja,.. jalan 20 langkah,.. istirahat,.. bukan teknik pendakian yang baik memang,.. tapi berhubung kami pemula,.. yang baru sekali naik gunung,.. dan gunung itu adalah gunung lawu,.. so ,.. tak apa ,... alon-alon nanging kelakon,.. sembaoyan itu akhirnya dipake,.. meski aku gak suka dengan semboyan itu,...  istirahat lagi,.. kali ini kami disalip team lain,.. rombongan bapak-bapak,.. klo kata teman akhwat sambil berbisik,.. “wah kyaknya rombongan bapak-bapak *** celana ngatung, jenggot tebel,..” “ah,.. kmu selalu liat orang dari casingnya doang,.. ahmad dani juga jenggot tebel,.. celana ngatung,..”  “tu kan,.. naik gunung aja muter murotal,.. siapa coba...” “nah,.. klo itu aku agak setuju,..”
“aslmkm,.. permisi numpang lewat yah,... jazakumullah,... wah akhwat2,.. naik gunung,..” jelas keditek,.. satu-satunya rombongan yang naek gunung pake rok,.. ya Cuma team kami,...
“OK pak,.. ktemu dipuncak ya pak,..”
Kata-kata familiar, semacam sandi penyemangat sesama pendaki,.. “sampai ktemu di puncak...”
Akhirnya,.. setelah lebih dari 7 kali istirahat,.. sampai juga di pos 2,.. alhamdulillah sampai dipos 2,... dan kembali kami tidak bisa istirhat di pos ini,.. sudah penuh,... perjalanan harus terus berlanjut,... belum lama meninggalkan pos 2,.. salah satu team kami mengalami cidera ringan,.. kesandung,.. jatuh deh,... istirahat darurat,,.. alhamdulillah dulu aku pernah ikut PMR,.. jadi sudah biasa siap sedia P3K,.. akhirnya perjalanan dilanjutkan,. Dengan kekuatan yang semakin berkurang,.. jalan setapak yang terjal,.. kadang-kadang kita harus merayap,.. nafasku juga sudah mulai ngap-ngapan berebut oksigen,.. akhirnya carrierq yang tingginya hampir melebihi badanku dibawakan teman seteamku agung,.. tukeran tas,.. cukup mengurangi bebanku,.. hufh hahh,.. 10 anak tangga,. Berhenti ,... tak kuat melanjutkan perjalanan,.. “ayo semangat,... kita bisa istirahat dan tidur dipos 3,..” lecutan semangat selalu diteriakkan,.. kapten team selalu teriak,.., bagaimana belakang,... siap,.. lanjuuuut,.... padahal 3 anak manusia dibelakang belum menampakkan raganya,.. hanya suara sayup-sayup yang terdengar dari kejauhan,.. akhirnya menunggu yang dibelakang,... hmmm,,.. bagaimana gak lama,.. alan, diyan, merys yang berperan sebagai swiper adalah pembawa logistik,... wajar klo jalan 10 langkah berhenti,.. mengurangi beban logistik,.. alhasil,.. ketika ditanya,.. mau oreo dong,... hehe habis,.. jawabnya,... hadieh,... perjalanan menuju pos 3 tak kalah menantang,.. sudah lewat jam 12,..kita belum sampai di pos 3,.. target mengejar sunset sampai dipuncak,... sudah mulai mengendor,.. “ayo,.. ayo,.. semangat,.. qt sudah sampai di pos 3,...” teriak kapten,... kita masih ngos-ngosan,.. jalan,.. berhenti,.. jalan,. Berhenti,... dinginnya angin lawu benar2,.. membekukan jari-jari ini,... tapi kita tak boleh menyerah,.. istirahat 5 menit,.. lanjut,.. jalan 5 menit,..istirahat,,, fisik sudah tak bisa dipaksakan,.. apalagi terjalnya track pendakian,.. semakin membuat raga ini ngos-ngosan,.. tapi perjuangan harus tetap berlanjut,...  benar-benar membutuhkan suatu perjuangan untuk mencapai puncak,... dan akhirnya sampailah kita di pos 3,...
Hahh,... Alhamdulillah,... sampai juga di pos 3,.. istirahat,... belum sampai duduk istirahat,... ternyata dipos 3 ini juga senasib,.. sudah penuh dengan pendaki lain,.. maklumlah libur panjang jadi pendakian rame,.. selama pendakian aja sudah menemui beberapa team mulai dari malang UNIBRAW, madiun, magetan, semarang, jogja, jakarta sampai bule pun ikut mendaki,... hhmm,.. ada seneng ada senepnya juga sih, klo mendaki di musim liburan. Senengnya ne,.. rame,.. banyak pendaki jadi semakin banyak teman dan gak kesepian, tapi,.. senepnya ya kayak gini, mau istirahat di pos pasti sudah penuh,.. L
Akhirnya dengan energi yang sudah limit, nafas mulai tidak bisa dikendalikan berebut oksigen diatas ketinggian, disertai dinginnya kabut lawu,.. dengan berat langkah ini mencoba untuk senantiasa melangkah, apapun tantangannya, harus kita hadapi,.. perjalanan harus tetap berlanjut,...  smangaaat,.. pos 4 menanti,... bagaimanapun untuk mencapai puncak diperlukan perjuangan yang maksimal,... semua harus kita hadapi,. Belum lagi pandangan pos 3 memudar,.. huh hah,.. break,.. capeeek,... istirahat dulu ya,..  teriak salah satu anggota team,..  kembali duduk,.. belum ada satu menit berdiam diri, udara dingin mulai menusuk tulang,.. “jalan lagi,... kita gak bisa berdiam diri disini,.. bahaya hipotermia,... Smangat,.. kita pasti bisa,..”
“pendakian itu berhubungan erat dengan mindset kita,.. ayo kawan semangat,...” kapten team terus menyemangati,..
Track pendakian ini benar-benar membutuhkan perjuangan,... berat melaluinya,.. tapi tak ada space untuk istirahat yang layak,.. kita harus menemukan tempat yang strategis untuk ngecamp. Waktu menunjukkan pukul 01.55 kita belum menemukan pos 4. Estimasi waktu jam 01.00 kita sudah sampai di pos 4, ngecamp, pukul 3.00 melanjutkan perjalanan ke puncak, mengejar sunrise,.. sepertinya planning awal sudah kabur,.. semakin keatas track yang dilewati semakin berat,..  mulai terlihat pembatas besi,.. setelah ditengok, ternyata samping jalan setapak ini jurang yang tak terlihat,..   tanjakan dengan anak tangga tumpukan batu tak beraturan dengan tinggi takberaturan pula, mulai dari yang 20 cm, 50 cm sampai setinggi hampir 1meter membuat persendian lepas satu persatu. Perjalan semakin berat, dinginnya sudah tak tertahankan, tapi kita tak boleh menyerah, sudah melebihi setengah perjalanan,.. prinsip alon-alon asal kelakon masih terpakai disini,.. berjalan,. Break,. Jalan lagi,.. break,.. raga ini sudah protes gak karuan,.. ruh ingin kabur dari raga yang mulai tak berdaya,.. gurauan,.. teriakan,.. lantang,.. mencoba mengusir dinginya malam ini yang kian membekukan tulang belulang,.. tapi semua ini terlihat indah ketika wajah menengadah menatap malam nan indah dipenuhi bintang yang berkedip memancarkan cahayanya memberikan support luar biasa seakan mereka bicara,.. “ayo kawan,.. kamu pasti bisa,..” bintang-bintang itu terlihat bahagia,. Tersenyum melihat usaha anak manusia untuk meraih mimpinya, mendekati bintang-bintang dilangit,.. yang semakin dekat,.. dan semakin dekat,..  terkadang tubuh ini merayap mencoba untuk meringankan beban yang kian melayang tak seimbang,. Keseimbangan tubuh mulai berkurang,. Jalan mulai sempoyongan,.. mempertahankan kaki supaya tetap menginjak tanah dengan kuat,... bertahan,.. bertahan,.. selangkah kaki diayunkan,.. berat,.. terasa berat,.. semua harus dikalahkan,.. Allahu Akbar,.. Allahu Akbar,.. setiap pijakan selalu diiringi lafadz Allahu Akbar,.. kekuatan luar biasa yang semakin menguatkan diri ini,.. kita berjalan dimalam ini tidak sendiri,.. ada Allah yang teresenyum diatas sana melihat usaha hamba-hambanya meraih mimpi,.. dan kami yakin Allah tak pernah tidur melihat yang disutradarainya,...  “Ayo kawan SMAANGAAAATTTT!!!! Pos 4 sudah terlihat,..” terlihat dimata hati maksdunya,.. “ria,.. afrisha,.. rina,.. marita,.. faridha,.. Sehaaaat???” kapten yang bertugas sebagai caraka mengecek anggota team cewe dengan suara yang terdengar jauh diatas.... “Sehaaaatt,....” sereempak kami menjawab dengan suara tersengal-sengal sembari mengatur nafas yang kian ngos-ngosan,.. “epik,.. diyan,.. merys... agung,.. alan,.. rendy,..” kali ini team cowo yang diabsen. “Lanjuuutttt....” dengan semangat 45 mereka menjawab, meski sebenarnya aku tak tega melihat rendy yang sudah mulai kedinginan tingkat tinggi,.. tapi dalam batin kami,.. semua itu masih bisa ditakhlukkan,.. kita bisa,.. dengan perjuangan yang tak bisa diungkapkan akhirnya pukul 02.30 sampai juga di pos 4. kondisi di pos 4 ternyata lebih tidak memungkinkan untuk mendirikan tenda. Hanya ada sedikit lahan kosong ditepi jurang,.. dan itupun sudah terpakai oleh tenda pendaki lain,.. melihat kondisi fisik yang sudah drop, tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan,. Akhirnya diputuskan untuk ngecamp dipos 4,.. tenda jelas tidak bisa didirikan,.. tidak ada space untuk itu. Terpaksa tidur tanpa tenda,.. menggelandang dijalan setapak dimulut jurang,.. benar-benar antara hidup dan mati, cowok tidur di kanan jalan di pinggir jurang, sedang cewe disebelah kiri. Gerak dikit nyungseplah,.. tapi sudah gak ada pilihan,. Tulang-belulang rasanya mau rontok, hipotermia siap mengancam, tidak ada pilihan selain ngecamp,.. meski space terbatas, tak apa yang penting ada waktu untuk mengumpulkan energi kembali..  menyiapkan diri, membuka seisi carrier,.. mulai mengenakan baju pendek, lapis berikutnya baju lengan panjang, berikutnya jaket parasit tipis, dan tambah satu lagi jaket kutub tebal,.. jilbab yang menutup kepala masih bisa ditembus udara malam, masih kututup lagi dengan balutan slayer dan syal, masker tebal sudah, kaos kaki, sarung tangan, celana, rok semua sudah terpasang. Satu lagi yang paling penting,.. sleeping bag,.. belum ada 10 menit merebahkan badan, udara dingin sudah berhasil masuk menusuk melalui pori-pori menusuk tulang,.. kaki tangan mulai gemetaran,.. gigipun tak berhenti bergetar,.. ancaman hipotermia,.. suhu mendekati nol derajat,... dingin benar-benar menusuk,.. rasa kantuk tak bisa dihindari, tapi dingin yang menusuk membuat tak bisa terlelap,. Belum lagi suara rombongan pendaki lain yang melintasi,.. kadang ada yang menyoroti,.. mungkin mereka kasihan melihat kami,.. hehe,.. bergelenteran di kantong-kantong ditepi jurang,...  sunyi,.. nyanyian malam berdendang,. Perpaduan antara hembusan angin malam, kicauan burung-burung, jangkrik, dan biduan lainnya ditambah dengan alunan getaran gigi yang tak ada hentinya,.. mencoba untuk terlelap,.. meski akhirnya nyawa mengambang antar sadar dan tak sadar,...
Alarm sudaj mulai bernyanyi,.. berteriak-teriak membangunkan majikannya,... “arghhhhh,... waktu menunjukkan pukul 04.00,...” segera bergegas, saling membangunkan,.. setelah semua bangun mulai merapikan kembali perbekalan dan melanjutkan sholat subuh berjamaah,.. langit diufuk timur,.. sudah mulai memancarkan cahaya kemerahan,..
Setelah semua beres,. Cek peralatan, dan sudah dipastikan tidak ad asesuatu yang tertinggal, team pun melanjutkan perjalanan,.. track masih sama seperti perjalanan ke pos 4,.. tanjakan terjal dengan kemiringan sekitar 70 derajat,.. setengah jam perjalan belum ada bonus, istilah para pendaki untuk menyebut turunan,.. bonus kaki setelah mencengkeram meniti langkah,..  sang surya mulai menampakkan senyumnya,.. tersenyum melihat ulah 12 mahasiswa yang stress melarikan diri dari dunia kampus kehutan belantara meraih impian menuju puncak. Tersenyum melihat beberpa diantaranya yang berlari terbirit-birit dengan kembang kempis segera mencari keberadaan toilet. Jarak tempuh pos 4 dan pos 5 tidak terlalu jauh, tak sejauh pos-pos sebelumnya. Setelah berjalan melewati sumur jolotundho, akhirnya mulai tampak pos 5. Di pos 5 inilah kita berhenti sejenak melihat sunrise. Meski tak berhasil mendapatkan sunrise dipuncak, setidaknya pemandangan luar biasa ini telah kami dapatkan. Memacu semangat kami untuk segera berlari menuju puncak. Tarck yang dilalui setelah pos 5, levelnya agak menurun, tidak seberat pos 3-4. Sepanjang perjalanan, aksi pemotretan dimulai,..  ditengah perjalan kami bertemu dengan seorang bapak paruh baya dengan pakaian serba hitam, pakaian khas penduduk asli, mulai dari celana, kemeja, sampai ikat kepala semua hitam. Mungkin ini karena warna hitam dapat menyerap panas, sehingga dapat mengurangi kedinginan. Kamipun bertanya “maaf pak, puncak masih jauh apa gak ya pak?” “oh,.. gak,.. tinggal sebentar lagi,.. seperempat jam sampe sendang drajat, setelah itu seperempat jam sudah bisa sampai puncak”. Semangat semakin membara melihat puncak sudah didepan mata. Meski setelah perjalanan hampir 1 jam baru sampai di sendang drajat, tak seperempat jam seperti yang dikatakan bapak tadi, setidaknya raga ini sedikit lega. Puncak benar-benar sudah terlihat, bukan hanya dari mata hati,.. tapi yang ini benar-benar nyata,.. setelah berbincang-bincang banyak dengan para pendaki yang sudah turun dari puncak, dan semua team sudah berkumpul, perjalanan kami lanjutkan,..
Puncak sudah didepan mata,.. 1 tanjakan lagi qt sudah sampai puncak,. Semangat semakin membara,.. eits,.. tapi ada 1 problem,.. epik salah satu anggota team yang biasanya paling semangat, gak bisa diem, kali ini hanya diem tertunduk lemas,.. ohh,.. ada apa ini,.. “kalian naek duluan, aku disini saja, klo kuat ua nanti ke puncak, klo gak ya gapapa,..” epik pasrah,.. “haahh,.. jangan gitulah pik,... ayo qt harus sampai puncak bareng,... gak boleh nyerah,...” “yaudah kalian jalan duluan,..” ternyata eh ternyata,.. dia uda gak kuat nahan buang air besar,.. dan akhirnya,.. menepi kesemak-semak,.. dan,.. melampiaskan hajatnya disemak-semak,.. tanpa air dan 2 lembar tisu basah,.. ahhh,.. bener-bener jorok bin buangeeeettt,.... yasudahlah setidaknya itu meringankan beban diperutnya,. Perjalanan terus berlanjut,.. pasrah,.. menyerah,.. memang track kali tanpa sedikitpun bonus,.. aku gak kuat,.. udah sampai sini saja,.. hampir semua anggota pasrah,,. Tak ada harapan lagi menuju puncak,.. tenaga terkuras,.. energi pun luluh,.. kali ini aku berada dibarisan depan,.. “ayo semangat kawan,.. puncak didepan mata,.. tinggal 20 meter sampai puncak,...”aku teriak menyalurkan semangat,... padahal didepan aku tak melihat puncak,.. hnya tumbuhan semak, dan tanjakan yang semakin terjal yang terlihat,.. tapi kita tak boleh menyerah,..  “ayo semangaaaaat,... 2% lagi,...” rendy diatas menambah teriakan,..”arghhhh,... alhamdulillaaaaaaaaaaaaahh,.... kita sudah dipuncak,.... ayo semangat kawaaaaan,...” teriakan yang terdengar sayup-sayup itu melecut raga ini memacu langkah lebih kencang,... dan akhirnya dengan peluh bercucuran,... kami telah menginjakkan kaki di ketinggian 3265 dpl, puncak tertinggi gunung lawu, gunung terbesar pulau jawa, yang terkenal dengan track pendakian yang berat dan suhu yang bisa mencapai minus.
Alhamdulillah,.. subhanallah,..syukur tiada tara yang bisa kami ucapkan,.. kepad dzat Yang Maha Agung,.. mensyukuri nikmat Allah yang terbentang luas,... berada di negeri diatas awan,..

Anggota team yang 75%nya adalah pemula alias pertama kali mendaki,.. akhirnya berhasil menginjakkan kaki di negeri diatas awan... 3265 dpl,...



“Bukan ketika kita berada dipuncak itu yang indah,.. tapi proses menuju puncak,.. itulah keiindahan yang tak dapat dilupakan”


 

satu hal yang mengantarkanku melakukan semua ini,... MIMPI,.. jangan pernah menghapuskan mimpi yang telah kau tulis,.. karena kamu tidak akan pernah tau,.. kapan mimpi itu dikabulkan,.. gak ada ruginya orang bermimpi,.. semua tergantung usaha yang kita berikan,.. ingat hukum aksi=reaksi,.. aku pun tak pernah menyangka,.. bisa meraih impian yang satu ini,... ternyata Allah memberikan jawaban yang sangat indah dibalik semua persoalan yang diberikan,.. pernah terbersit,.. kenapa baru diberikan sekarang? karena baru sekarang inilah aku mengenal menjaga hijab,... sebuah pendakian amat rawan dengan yang namanya ikhtilat,.. zina hati,,. dll,.. yang tak pasti kita tau

Jangan Berhenti BerMIMPI,...
Kapan mimpi itu tercapai, dengan siapa mimpi itu tercapai dan bagaimana prosesnya,.. semua ada jalannya,...

dan kini aku masih bermimpi,.. merasakan nikmat Allah dibawah laut,.. diving,... dan menginjakkan kaki tanah tertinggi di pulau jawa.... Amiin,..