Hanya ingin bercerita tentang
pengalaman beberapa waktu yang lalu...
Dulu,.. tahun 2009 tepat tanggal
berapa dan bulan apa aku lupa, yang jelas rentang waktu antara Ujian Nasional
dan SNMPTN di PPI Magetan, Waktu itu seorang alumni SMASA memutarkan video
motivasi dari seorang mahasiswa IPB. Video yang menuliskan jejak hidupnya,
jejak hidup yang bermula dari mimpi-mimpi yang digoreskan pada lembaran kertas
yang ditempel di dinding kamarnya. Sang
motivator memberikan instruksi untuk menuliskan semua mimpi-mimpi di selembar
kertas, aku pun mengikuti dan menuliskan semua mimpi yang terlintas dikepalaku
saat itu. Aku hanya menuliskan dan belum tahu apakah mimpiku akan tercapai atau
hanya sekedar mimpi yang memenuhi draft impian tanpa usaha untuk mencapainya.
Salah satu yang kutulis dari barisan
impian itu adalah “menaklukkan puncak lawu”. Bukan suatu impian yang besar bagi
sebagian besar orang, tapi entah mengapa aku menuliskannya dalam daftar impian.
Semasa SMA, bergabung dengan PMR, PRAMUKA dan ROHIS memang mendorongku untuk menyatu
dengan alam, mencintai alam ini, mensyukuri nikmat Allah atas alam yang
terbentang indah menyejukkan pikiran yang kelam ini. Begitupun yang
mendorongku, memancarkan sebuah angan untuk bisa menikmati indahnya puncak
lawu, sebuah negeri diatas awan yang hanya bisa aku lihat dari album foto.
Mimpi itu sudah ada sejak aku SMP dan aku ingin mewujudkannya ketika SMA, entah
itu bersama teman-teman PMR PRAMUKA maupun ROHIS. Namun perizinan yang cukup
pelik, sampai lulus SMA tahun 2009 mimpi itu belum terwujud.
Menginjak bangku kuliah, jelas mimpi
itu terlihat suram, karena aku tak tergabung dalam organisasi pecinta alam
satupun, aku hanya mengikuti organisasi eksekutif, kerohanian dan riset, dimana
semua hanya membutuhkan olah otak. Tak ada olah fisik satupun, bukan saatnya
untuk itu pikirku. Klo ditanya mau bergabung dengan organisasi yang berhubungan
dengan alam, masih tertarik tapi tak berani melangkah, terlalu banyak resiko
didepan mata. Apalagi setelah menginjakkan kaki di perkuliahan, disitu aku
mengenal hijab, ikhtilat, dan beberapa alasan sehingga aku tak mau bergabung
dengan organisasi itu. Organisasi waktu SMA dan kuliah memang BEDA, iklim
politik kampus, organisasi ektra yang masuk kampus, idealisme, dan kebebasan
tanpa batas,.. semua itu mendorongku untuk selalu hati-hati dalam menentukan
pilihan. Sekali salah langkah,.. akan
terjatuh..
Kembali ke mimpi,... mimpiku menaklukkan lawu akan segera kuhapus,
karena jelas itu hanya akan memenuhi kertas impian,.. tapi aku tak sampai hati
ingin menghapusnya,.. so,.. mimpi itu masih tetap nangkring di pojok atas
kertas lusuh yang berperan sebagai peta
perjalanan hidupku,..
Beberapa minggu yang lalu seorang teman akhwat
mendatangiku,.. “marita,.. temenin gue naik gunung yuk,.. stress bgt ne liat
kampus terus,.. pengin liat yang indah-indah,..”
Zeps,.. naik gunung? Beneran ne?,..
“hayuuk,... gunung apa? Sama siapa aja?” jawabku spontan, ternyata kesempatan
itu masih ada,.. pikirku
“Lawu,. Sama temen-temen gue anak
Oceanography,..”
“ok,.. aku izin ortuku dulu ya boleh
apa gak,..” perizinan ini sangat penting, sudah lebih dari tiga kali aku minta
izin naik gunung gak pernah dibolehin,..
Langsung aku telpon ibuku,..
basa-basi dikit dan,,.. “bu, aku mau naik gunung boleh ga?”
Tanpa pikir panjang “G USAH,..
Ngapain macem2,.. kuliah diperikanan kok naek gunung,... blablabla,..” kuliah
ibu-ibu mulai keluar,,
Yah,.. pupus sudah harapan,.. gk boleh lagi,...
Tapi tiba-tiba ayahku nyaut,.. “iy
gapapa,.. ati-ati,..”
Yess,.... presiden negara mengizinkan,..
meski terdengar suara peperangan di seberang antara ibu negara dan presiden
negara,... yang penting intinya,.. Surat sakti perizinan sudah dikantong,,.
Yups,.. aku senang bukan main,..
akhirnya kesempatan untuk mewujudakan mimpi itu datang juga,.. saking senengnya
aku tak memikirkan siapa saja yang mau naik,. Berapa anak,. Ahsan atau gak,..
yang penting ada teman akhwat satu saja sudah cukup,...
Akhirnya,.. ada sebuah sms masuk,..
“temen lawu expedition,.. nanti jam 13.00 qt TM ya,.. kumpul di gdg kelautan,..
bahas fixasi peserta,.. teknis pemberangkatan,.. etc,..”
Akupun datang ke TM dengan penuh
semangat,.. kulihat temanku sudah siaga ditempat qt janjian,.. mataku
berputar,.. adakah salah satu dari cowok2 yang berjajar yang aku kenal,.. dan jawabannya
adalah tidakkk,.... krik krik,.. “ri, qt muncak sama siapa ja?” “ne,.. mereka
semua,.. cewe 5 cowok 7,.. yang cowok anak MDC semua,...hehe”sambil nyengir,..
“yaudahlah ri gpp,.. tpi mereka udah
pada pernah naik gunung kan? Gak Cuma bisa diving?” tanyaku penasaran
“belum,.. first expedition,.. dari
rombongan kita yang uda pernah naik gunung Cuma gue sama akh wikan,..”
Hahh,.. tambah puyeng ne,.. ternyata
belum ada yang pernah naik gunung,.. eh sekali naik gunung langsung lawu,..
herrr,... tpi kata-kata terakhir cukup menenangkan,.. alhamdulillah masih ada yg pernah naik gunung,..
***
Tibalah waktunya expedisi,...
170512,... rencana awal berangkat dari semarang jam 07.00 sampe cemoro sewu jam
11.00 start pendakian jam 13.00 ini karena tak satupun rombongan yang pernah
mendaki Lawu,.. jadi cari aman,.. berangkat siang,.. gak terlalu beresiko,..
Aku menunggu dari rumah, karena aku
pulang dulu,.. maklum anak kaki gunung lawu,.. jadi terpencar dari rombongan,..
jam 11.00 aku menghubungi team pendakian “sudah sampai cemoro sewu ca?” “belum,..
qta baru berangkat jam 09.30”
Perjalanan normal 4 jam,.. jam 13.00
aku kembali menghubungi,.. dan jawaban dari seberang,.. “qt baru sampe
boyolali,..” hah,.. pikiranku muali gak karuan,.. jangan,..jangan,.jangan,..
all is well,...
Aku hanya menunggu panggilan,.. mau
menghubungi takut mengganggu konsentrasi kendaraan,.. maklum,.. motoran dari
semarang,..
Jam dinding di tuang tamu rumah
menunjukkan 16.00,.. hp hanya diam membisu,.. belum ada panggilan,.. jam
16.45,. hp berdering,.. “qt udah sampe tawangmangu,.. bentar lagi sampe,..”
Segera kubersiap,.. memanggul
carrier yang lebih gedhe dari tubuhku yang mungil,.. checking alat, tas, semua perlengkapan,
motor,.. dan meluncur,..
Sampai di cemoro sewu,.. jreng,..
tak ada satupun wajah familiar,.. hhmm,.. mereka belum sampai juga,... menunggu
15 menit,.. team satu persatu menampakkan diri,... tak terasa sudah maghrib,..
sholat dulu,..
Persiapan start,.. membaca
peraturan,.. pantangan,.. dll,.. qt hanya pendatang yang belum paham kawasan
itu,.. so,.. harus patuh,.. daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,..
Peraturan dibaca satu persatu,.. ada
berbagai nomor yang perlu digarisbawahi,..
Wanita haid dilarang mendaki,..
(sstt,.. 2 orang sedang haid,..salah satunya yang nulis,.. sudah sampe sini
masa batal gak jadi,.. pulang dengan tangan kosong,.. hadieh,.. gpplah,.. yang
penting penguatan internal,.. )
Dilarang memakai pakaian hijau daun
apalagi hijau sutera,.. (sstt,.. mata saling berpandangan,.. qt pake jaket
organisasi warna hijau,.. hadieh,.. ada2 aja,.. ) akhirnya qt tanya pada pak
parkiran,.. dan solusinya,.. jaket dibalik,.. pake yg warna hitam,..
Wah semua orang telah melanggar,..
deg deg deg,.. all is well,..
Kita percaya,.. Allah selalu bersama
hambanya,.. penguatan internal,.. dan kita juga harus percaya bahwa yang hidup
dialam ini bukan hanya kita, tapi juga makhluk Allah yang lain, jadi percaya,..
klo kita gak ganggu,.. mereka juga gak akan ganggu,..
Walau
semua pantangan yang ada itu dapat dinalar,.. tidak boleh memakai warna hijau
daun misalnya,.. secara logika jelas,.. kita dihutan,.. semua warnanya hijau,.
Klo pake baju hijau misal kita tersesat dihutan, jelas susah dicari,.. itu
kenapa orang yang pake baju hijau klo ke hutan hilang susah ditemukan,.. trus
wanita haid gak boleh mendaki,.. bukan hanya karena gampang kesurupan, diganggu
setan,.. tapi secara logika,.. orang yang lagi haid, kondisi fisiknya lemah,..
ketika nekat mendaki ditakutkan malah hanya bisa merepotkan pendaki lainnya,..
Start pendakian,.. wktu menunjukkan
pukul 19.00,.. pendakian dimulai,.. berdoa dan berangkat,..
Memasuki
gerbang pendakian,.. kaki
mulai melangkah,.. didepan sana tak ada cahaya yang menerangi,.. hanya
lampu
senter yang harus siap sepanjang malam,.. berjalan 50 meter,... belum
ada
tanjakan berarti,.. 100 meter,.. subhallah,.. gerbang pemberangkatan
sudah tak
terlihat,.. kita hanya bisa menatap kedepan,..
ditengah hutan belantara,..
melewati sebuah gubuk,.. masih kuat,.. masih,... perjalanan tetap
berlanjut,.... byur,... hujan turun,.. segenap team merapikan diri,..
memakai
jas hujan,.. melewati sebuah gubuk di kanan jalan,. Istirahat,.. kata
komandan team,... menunggu hujan yang tak kunjung reda, team
memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan,.. belum sampai dipos 1,..
baru
melewati 2 pos bayangan,... tetap semangat,... udara dingin sudah mulai
menusuk
tulang,.. kembang lkempis dada ini menahan dinginnya hujan di malam
gunung
lawu,... berbagai tanjakan tak dirasa,
pandangan kedepan adalah bayangan puncak yang telah menanti kedatangan
tamu
terhormat seperti kita,.. J
sekitar jam 9,.. kita sampai di pos 1,.. rencana istirahat,.. gagal,.. pos
sudah penuh dengan pendaki lain,...
Anggota team tetap semangat
melanjutkan perjalanan ke pos 2,.. baru berjalan 20 meter,.. dada sudah kembang
kempis,.. hah,.. hah,... break dulu,... tanjakan yang mulai menantang
benar-benar menguji kesabaran,.. hayo,..
semangat,.. pos 2 sudah didepan mata,.. mata hati kali,... klo dihitung lebih
dari dari 10 X pak komandan mengatakan,.. “hayo semangat,.. pos 2 sudah didepan
mata,..” sebuah kata-kata semangat yang dibutuhkan,.. meski aku juga tahu,..
pak komandankan belum pernah naik lawu,.. mana tau posisi pos yang tepat itu
dimana,... perjalanan pos 1 ke pos 2 cukup menguras tenaga,. Track yang mulai
menantang,.. dan jaraknya yang sangat jauh,... mengharuskan kita untuk
beristirahat dimana saja,.. jalan 20 langkah,.. istirahat,.. bukan teknik
pendakian yang baik memang,.. tapi berhubung kami pemula,.. yang baru sekali
naik gunung,.. dan gunung itu adalah gunung lawu,.. so ,.. tak apa ,...
alon-alon nanging kelakon,.. sembaoyan itu akhirnya dipake,.. meski aku gak
suka dengan semboyan itu,... istirahat
lagi,.. kali ini kami disalip team lain,.. rombongan bapak-bapak,.. klo kata
teman akhwat sambil berbisik,.. “wah kyaknya rombongan bapak-bapak *** celana
ngatung, jenggot tebel,..” “ah,.. kmu selalu liat orang dari casingnya doang,..
ahmad dani juga jenggot tebel,.. celana ngatung,..” “tu kan,.. naik gunung aja muter murotal,..
siapa coba...” “nah,.. klo itu aku agak setuju,..”
“aslmkm,.. permisi numpang lewat
yah,... jazakumullah,... wah akhwat2,.. naik gunung,..” jelas keditek,..
satu-satunya rombongan yang naek gunung pake rok,.. ya Cuma team kami,...
“OK pak,.. ktemu dipuncak ya pak,..”
Kata-kata familiar, semacam sandi
penyemangat sesama pendaki,.. “sampai ktemu di puncak...”
Akhirnya,.. setelah lebih dari 7
kali istirahat,.. sampai juga di pos 2,.. alhamdulillah sampai dipos 2,... dan
kembali kami tidak bisa istirhat di pos ini,.. sudah penuh,... perjalanan harus
terus berlanjut,... belum lama meninggalkan pos 2,.. salah satu team kami
mengalami cidera ringan,.. kesandung,.. jatuh deh,... istirahat darurat,,.. alhamdulillah
dulu aku pernah ikut PMR,.. jadi sudah biasa siap sedia P3K,.. akhirnya
perjalanan dilanjutkan,. Dengan kekuatan yang semakin berkurang,.. jalan
setapak yang terjal,.. kadang-kadang kita harus merayap,.. nafasku juga sudah
mulai ngap-ngapan berebut oksigen,.. akhirnya carrierq yang tingginya hampir
melebihi badanku dibawakan teman seteamku agung,.. tukeran tas,.. cukup
mengurangi bebanku,.. hufh hahh,.. 10 anak tangga,. Berhenti ,... tak kuat
melanjutkan perjalanan,.. “ayo semangat,... kita bisa istirahat dan tidur dipos
3,..” lecutan semangat selalu diteriakkan,.. kapten team selalu teriak,..,
bagaimana belakang,... siap,.. lanjuuuut,.... padahal 3 anak manusia dibelakang
belum menampakkan raganya,.. hanya suara sayup-sayup yang terdengar dari
kejauhan,.. akhirnya menunggu yang dibelakang,... hmmm,,.. bagaimana gak
lama,.. alan, diyan, merys yang berperan sebagai swiper adalah pembawa
logistik,... wajar klo jalan 10 langkah berhenti,.. mengurangi beban
logistik,.. alhasil,.. ketika ditanya,.. mau oreo dong,... hehe habis,..
jawabnya,... hadieh,... perjalanan menuju pos 3 tak kalah menantang,.. sudah
lewat jam 12,..kita belum sampai di pos 3,.. target mengejar sunset sampai
dipuncak,... sudah mulai mengendor,.. “ayo,.. ayo,.. semangat,.. qt sudah
sampai di pos 3,...” teriak kapten,... kita masih ngos-ngosan,.. jalan,..
berhenti,.. jalan,. Berhenti,... dinginnya angin lawu benar2,.. membekukan jari-jari
ini,... tapi kita tak boleh menyerah,.. istirahat 5 menit,.. lanjut,.. jalan 5
menit,..istirahat,,, fisik sudah tak bisa dipaksakan,.. apalagi terjalnya
track pendakian,.. semakin membuat raga ini ngos-ngosan,.. tapi perjuangan
harus tetap berlanjut,... benar-benar
membutuhkan suatu perjuangan untuk mencapai puncak,... dan akhirnya sampailah
kita di pos 3,...
Hahh,... Alhamdulillah,... sampai
juga di pos 3,.. istirahat,... belum sampai duduk istirahat,... ternyata dipos
3 ini juga senasib,.. sudah penuh dengan pendaki lain,.. maklumlah libur
panjang jadi pendakian rame,.. selama pendakian aja sudah menemui beberapa team
mulai dari malang UNIBRAW, madiun, magetan, semarang, jogja, jakarta sampai
bule pun ikut mendaki,... hhmm,.. ada seneng ada senepnya juga sih, klo mendaki
di musim liburan. Senengnya ne,.. rame,.. banyak pendaki jadi semakin banyak
teman dan gak kesepian, tapi,.. senepnya ya kayak gini, mau istirahat di pos
pasti sudah penuh,.. L
Akhirnya
dengan energi yang sudah
limit, nafas mulai tidak bisa dikendalikan berebut oksigen diatas
ketinggian,
disertai dinginnya kabut lawu,.. dengan berat langkah ini mencoba untuk
senantiasa melangkah, apapun tantangannya, harus kita hadapi,..
perjalanan
harus tetap berlanjut,... smangaaat,..
pos 4 menanti,... bagaimanapun untuk mencapai puncak diperlukan
perjuangan yang
maksimal,... semua harus kita hadapi,. Belum lagi pandangan pos 3
memudar,..
huh hah,.. break,.. capeeek,... istirahat dulu ya,.. teriak salah satu
anggota team,.. kembali duduk,.. belum ada satu menit berdiam
diri, udara dingin mulai menusuk tulang,.. “jalan lagi,... kita gak bisa
berdiam diri disini,.. bahaya hipotermia,... Smangat,.. kita pasti
bisa,..”
“pendakian itu berhubungan erat
dengan mindset kita,.. ayo kawan semangat,...” kapten team terus
menyemangati,..
Track pendakian ini benar-benar
membutuhkan perjuangan,... berat melaluinya,.. tapi tak ada space untuk
istirahat yang layak,.. kita harus menemukan tempat yang strategis untuk
ngecamp. Waktu menunjukkan pukul 01.55 kita belum menemukan pos 4. Estimasi
waktu jam 01.00 kita sudah sampai di pos 4, ngecamp, pukul 3.00 melanjutkan
perjalanan ke puncak, mengejar sunrise,.. sepertinya planning awal sudah
kabur,.. semakin keatas track yang dilewati semakin berat,.. mulai terlihat pembatas besi,.. setelah
ditengok, ternyata samping jalan setapak ini jurang yang tak terlihat,.. tanjakan dengan anak tangga tumpukan batu tak
beraturan dengan tinggi takberaturan pula, mulai dari yang 20 cm, 50 cm sampai
setinggi hampir 1meter membuat persendian lepas satu persatu. Perjalan semakin
berat, dinginnya sudah tak tertahankan, tapi kita tak boleh menyerah, sudah
melebihi setengah perjalanan,.. prinsip alon-alon asal kelakon masih terpakai
disini,.. berjalan,. Break,. Jalan lagi,.. break,.. raga ini sudah protes gak
karuan,.. ruh ingin kabur dari raga yang mulai tak berdaya,.. gurauan,..
teriakan,.. lantang,.. mencoba mengusir dinginya malam ini yang kian membekukan
tulang belulang,.. tapi semua ini terlihat indah ketika wajah menengadah
menatap malam nan indah dipenuhi bintang yang berkedip memancarkan cahayanya
memberikan support luar biasa seakan mereka bicara,.. “ayo kawan,.. kamu pasti
bisa,..” bintang-bintang itu terlihat bahagia,. Tersenyum melihat usaha anak
manusia untuk meraih mimpinya, mendekati bintang-bintang dilangit,.. yang
semakin dekat,.. dan semakin dekat,.. terkadang tubuh ini merayap mencoba untuk
meringankan beban yang kian melayang tak seimbang,. Keseimbangan tubuh mulai
berkurang,. Jalan mulai sempoyongan,.. mempertahankan kaki supaya tetap
menginjak tanah dengan kuat,... bertahan,.. bertahan,.. selangkah kaki
diayunkan,.. berat,.. terasa berat,.. semua harus dikalahkan,.. Allahu Akbar,..
Allahu Akbar,.. setiap pijakan selalu diiringi lafadz Allahu Akbar,.. kekuatan
luar biasa yang semakin menguatkan diri ini,.. kita berjalan dimalam ini tidak
sendiri,.. ada Allah yang teresenyum diatas sana melihat usaha hamba-hambanya
meraih mimpi,.. dan kami yakin Allah tak pernah tidur melihat yang
disutradarainya,... “Ayo kawan
SMAANGAAAATTTT!!!! Pos 4 sudah terlihat,..” terlihat dimata hati maksdunya,..
“ria,.. afrisha,.. rina,.. marita,.. faridha,.. Sehaaaat???” kapten yang
bertugas sebagai caraka mengecek anggota team cewe dengan suara yang terdengar
jauh diatas.... “Sehaaaatt,....” sereempak kami menjawab dengan suara
tersengal-sengal sembari mengatur nafas yang kian ngos-ngosan,.. “epik,..
diyan,.. merys... agung,.. alan,.. rendy,..” kali ini team cowo yang diabsen.
“Lanjuuutttt....” dengan semangat 45 mereka menjawab, meski sebenarnya aku tak
tega melihat rendy yang sudah mulai kedinginan tingkat tinggi,.. tapi dalam
batin kami,.. semua itu masih bisa ditakhlukkan,.. kita bisa,.. dengan
perjuangan yang tak bisa diungkapkan akhirnya pukul 02.30 sampai juga di pos 4.
kondisi di pos 4 ternyata lebih tidak memungkinkan untuk mendirikan tenda.
Hanya ada sedikit lahan kosong ditepi jurang,.. dan itupun sudah terpakai oleh tenda
pendaki lain,.. melihat kondisi fisik yang sudah drop, tidak memungkinkan untuk
melanjutkan perjalanan,. Akhirnya diputuskan untuk ngecamp dipos 4,.. tenda
jelas tidak bisa didirikan,.. tidak ada space untuk itu. Terpaksa tidur tanpa
tenda,.. menggelandang dijalan setapak dimulut jurang,.. benar-benar antara
hidup dan mati, cowok tidur di kanan jalan di pinggir jurang, sedang cewe
disebelah kiri. Gerak dikit nyungseplah,.. tapi sudah gak ada pilihan,.
Tulang-belulang rasanya mau rontok, hipotermia siap mengancam, tidak ada
pilihan selain ngecamp,.. meski space terbatas, tak apa yang penting ada waktu
untuk mengumpulkan energi kembali..
menyiapkan diri, membuka seisi carrier,.. mulai mengenakan baju pendek,
lapis berikutnya baju lengan panjang, berikutnya jaket parasit tipis, dan
tambah satu lagi jaket kutub tebal,.. jilbab yang menutup kepala masih bisa
ditembus udara malam, masih kututup lagi dengan balutan slayer dan syal, masker
tebal sudah, kaos kaki, sarung tangan, celana, rok semua sudah terpasang. Satu
lagi yang paling penting,.. sleeping bag,.. belum ada 10 menit merebahkan
badan, udara dingin sudah berhasil masuk menusuk melalui pori-pori menusuk
tulang,.. kaki tangan mulai gemetaran,.. gigipun tak berhenti bergetar,..
ancaman hipotermia,.. suhu mendekati nol derajat,... dingin benar-benar
menusuk,.. rasa kantuk tak bisa dihindari, tapi dingin yang menusuk membuat tak
bisa terlelap,. Belum lagi suara rombongan pendaki lain yang melintasi,..
kadang ada yang menyoroti,.. mungkin mereka kasihan melihat kami,.. hehe,..
bergelenteran di kantong-kantong ditepi jurang,... sunyi,.. nyanyian malam berdendang,.
Perpaduan antara hembusan angin malam, kicauan burung-burung, jangkrik, dan
biduan lainnya ditambah dengan alunan getaran gigi yang tak ada hentinya,..
mencoba untuk terlelap,.. meski akhirnya nyawa mengambang antar sadar dan tak
sadar,...
Alarm sudaj mulai bernyanyi,..
berteriak-teriak membangunkan majikannya,... “arghhhhh,... waktu menunjukkan
pukul 04.00,...” segera bergegas, saling membangunkan,.. setelah semua bangun
mulai merapikan kembali perbekalan dan melanjutkan sholat subuh berjamaah,..
langit diufuk timur,.. sudah mulai memancarkan cahaya kemerahan,..
Setelah semua beres,. Cek
peralatan, dan sudah dipastikan tidak ad asesuatu yang tertinggal, team pun
melanjutkan perjalanan,.. track masih sama seperti perjalanan ke pos 4,..
tanjakan terjal dengan kemiringan sekitar 70 derajat,.. setengah jam perjalan
belum ada bonus, istilah para pendaki untuk menyebut turunan,.. bonus kaki
setelah mencengkeram meniti langkah,.. sang
surya mulai menampakkan senyumnya,.. tersenyum melihat ulah 12 mahasiswa yang
stress melarikan diri dari dunia kampus kehutan belantara meraih impian menuju
puncak. Tersenyum melihat beberpa diantaranya yang berlari terbirit-birit
dengan kembang kempis segera mencari keberadaan toilet. Jarak tempuh pos 4 dan
pos 5 tidak terlalu jauh, tak sejauh pos-pos sebelumnya. Setelah berjalan
melewati sumur jolotundho, akhirnya mulai tampak pos 5. Di pos 5 inilah kita
berhenti sejenak melihat sunrise. Meski tak berhasil mendapatkan sunrise
dipuncak, setidaknya pemandangan luar biasa ini telah kami dapatkan. Memacu
semangat kami untuk segera berlari menuju puncak. Tarck yang dilalui setelah
pos 5, levelnya agak menurun, tidak seberat pos 3-4. Sepanjang perjalanan, aksi
pemotretan dimulai,.. ditengah perjalan
kami bertemu dengan seorang bapak paruh baya dengan pakaian serba hitam,
pakaian khas penduduk asli, mulai dari celana, kemeja, sampai ikat kepala semua
hitam. Mungkin ini karena warna hitam dapat menyerap panas, sehingga dapat
mengurangi kedinginan. Kamipun bertanya “maaf pak, puncak masih jauh apa gak ya
pak?” “oh,.. gak,.. tinggal sebentar lagi,.. seperempat jam sampe sendang
drajat, setelah itu seperempat jam sudah bisa sampai puncak”. Semangat semakin
membara melihat puncak sudah didepan mata. Meski setelah perjalanan hampir 1
jam baru sampai di sendang drajat, tak seperempat jam seperti yang dikatakan
bapak tadi, setidaknya raga ini sedikit lega. Puncak benar-benar sudah
terlihat, bukan hanya dari mata hati,.. tapi yang ini benar-benar nyata,..
setelah berbincang-bincang banyak dengan para pendaki yang sudah turun dari
puncak, dan semua team sudah berkumpul, perjalanan kami lanjutkan,..
Puncak sudah didepan mata,.. 1
tanjakan lagi qt sudah sampai puncak,. Semangat semakin membara,.. eits,.. tapi
ada 1 problem,.. epik salah satu anggota team yang biasanya paling semangat,
gak bisa diem, kali ini hanya diem tertunduk lemas,.. ohh,.. ada apa ini,.. “kalian
naek duluan, aku disini saja, klo kuat ua nanti ke puncak, klo gak ya gapapa,..”
epik pasrah,.. “haahh,.. jangan gitulah pik,... ayo qt harus sampai puncak bareng,...
gak boleh nyerah,...” “yaudah kalian jalan duluan,..” ternyata eh ternyata,..
dia uda gak kuat nahan buang air besar,.. dan akhirnya,.. menepi
kesemak-semak,.. dan,.. melampiaskan hajatnya disemak-semak,.. tanpa air dan 2
lembar tisu basah,.. ahhh,.. bener-bener jorok bin buangeeeettt,.... yasudahlah
setidaknya itu meringankan beban diperutnya,. Perjalanan terus berlanjut,..
pasrah,.. menyerah,.. memang track kali tanpa sedikitpun bonus,.. aku gak
kuat,.. udah sampai sini saja,.. hampir semua anggota pasrah,,. Tak ada harapan
lagi menuju puncak,.. tenaga terkuras,.. energi pun luluh,.. kali ini aku
berada dibarisan depan,.. “ayo semangat kawan,.. puncak didepan mata,.. tinggal
20 meter sampai puncak,...”aku teriak menyalurkan semangat,... padahal didepan
aku tak melihat puncak,.. hnya tumbuhan semak, dan tanjakan yang semakin terjal
yang terlihat,.. tapi kita tak boleh menyerah,.. “ayo semangaaaaat,... 2% lagi,...” rendy
diatas menambah teriakan,..”arghhhh,... alhamdulillaaaaaaaaaaaaahh,.... kita
sudah dipuncak,.... ayo semangat kawaaaaan,...” teriakan yang terdengar
sayup-sayup itu melecut raga ini memacu langkah lebih kencang,... dan akhirnya
dengan peluh bercucuran,... kami telah menginjakkan kaki di ketinggian 3265
dpl, puncak tertinggi gunung lawu, gunung terbesar pulau jawa, yang terkenal
dengan track pendakian yang berat dan suhu yang bisa mencapai minus.
Alhamdulillah,.. subhanallah,..syukur
tiada tara yang bisa kami ucapkan,.. kepad dzat Yang Maha Agung,.. mensyukuri
nikmat Allah yang terbentang luas,... berada di negeri diatas awan,..
Anggota team yang 75%nya adalah
pemula alias pertama kali mendaki,.. akhirnya berhasil menginjakkan kaki di
negeri diatas awan... 3265 dpl,...
“Bukan
ketika kita berada dipuncak itu yang indah,.. tapi proses menuju puncak,..
itulah keiindahan yang tak dapat dilupakan”
satu hal yang mengantarkanku
melakukan semua ini,... MIMPI,.. jangan pernah menghapuskan mimpi yang telah
kau tulis,.. karena kamu tidak akan pernah tau,.. kapan mimpi itu dikabulkan,..
gak ada ruginya orang bermimpi,.. semua tergantung usaha yang kita berikan,..
ingat hukum aksi=reaksi,.. aku pun tak pernah menyangka,.. bisa meraih impian
yang satu ini,... ternyata Allah memberikan jawaban yang sangat indah dibalik
semua persoalan yang diberikan,.. pernah terbersit,.. kenapa baru diberikan sekarang? karena baru sekarang inilah aku mengenal menjaga hijab,... sebuah pendakian amat rawan dengan yang namanya ikhtilat,.. zina hati,,. dll,.. yang tak pasti kita tau
Jangan Berhenti BerMIMPI,...
Kapan mimpi itu tercapai, dengan
siapa mimpi itu tercapai dan bagaimana prosesnya,.. semua ada jalannya,...
dan kini aku masih bermimpi,..
merasakan nikmat Allah dibawah laut,.. diving,... dan menginjakkan kaki tanah tertinggi di pulau jawa.... Amiin,..