Demak, 8 Oktober 2013. Aku pikir Demak itu kota kecil yang adem ayem, ternyata sama saja dengan kota-kota lain. Perjalanan ke Demak kali ini sedikit berbeda, biasanya Semarang-Demak bisa ditempuh dengan 1 jam, kali ini harus 3 jam di jalan. Arah Semarang Demak macet sampai 5 km akibat demo buruh menuntut kenaikan UMK. UMK Demak saat ini Rp 995.000, buruh menuntut kenaikan UMK Rp 2.250.000.
Melihat demo buruh kali ini, aku jadi bertanya-tanya, apa arti demokrasi? Kalau kata orang demokrasi itu merupakan bentuk pemerintahan dimana semua warganya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Dengan kata lain, warga negara bebas mengutarakan pendapat. yang aku tangkap selama ini, demokrasi itu sangat identik dengan demonstrasi.
Apakah demokrasi itu sama dengan demonstrasi?
apa sudah tak ada lagi cara yang lebih santun untuk sebutir aspirasi?
apakah penguasa negeri ini baru bisa mendengar ketika demonstrasi?
ketika rakyat mengeluarkan taringnya memenuhi jalanan kota
ketika rakyat berteriak-teriak dibawah panasnya terik matahari
ketika keringat rakyat mengucur deras membanjiri
tapi,.. apa iya dengan begitu mereka bisa mendengarkan aspirasi?
Dimana pejabat negeri ini?
sampai tak mendengar nurani
Dimana janji manis itu?
ups,.. itu kan hanya berlaku saat pemilu
janji-janji itu luntur oleh waktu
Dimana juga penyambung lidah kami?
apa alat itu tak berfungsi lagi?
lagi?? apa pantas aku bilang lagi?
emang penyambung lidah itu pernah berfungsi?
sepertinya tidak,..
andai saja alat ini berfungsi,..
pasti semua tak akan begini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar