Labels

Minggu, 13 Oktober 2013

Lawang Sewu

Lawang sewu, icon kota semarang ini berada di bundaran Tugu Muda Semarang, Jawa Tengah. Lawang dalam bahasa Jawa berarti pintu, sedangkan sewu berarti seribu, lawang sewu atau seribu pintu. Sebenarnya pintunya tidak berjumlah seribu, tapi karena pintunya yang sangat banyak dan juga ditambah  jendela yang tinggi menyerupai pintu, untuk memudahkan penyebutan disebut lawang sewu. 
Lawang Sewu
Lawang sewu merupakan salah satu bangunan bersejarah di Semarang. Bangunan kuno ini dibangun oleh kolonial Belanda pada 27 Februari 1904. Lawnag sewu digunakan sebagai Nederlansch Indische Spoorweg Maatscappij (NIS) atau Kantor Pusat Perusahan Kereta Api Belanda.

Mendengar kata “Lawang Sewu” yang terpikirkan selain pintunya yang banyak, juga keangkerannya, apalagi ruang bawah tanah. Semua itu berawal dari kisah tahun 1942, dimana pada zaman pendudukan Jepang, ruang bawah tanah yang pada mulanya berfungsi sebagai sirkulasi dan saluran pembuangan air diubah menjadi penjara bawah tanah oleh Jepang. 

Ketika memasuki ruang bawah tanah, bulu kuduk berdiri, bukan hanya karena angkernya tapi karena kita dibawa ke sejarah perjuangan RI. Kita bisa merasakan perjuangan para pahlawan yang rela disiksa demi memperjuangkan kemerdekaan. Diruang bawah tanah ini ada beberapa jenis penjara, ada penjara jongkok, penjara berdiri, meja pemenggalan, dan saluran pembuangan mayat.  Di penjara jongkok yang berukuran 2 x 1 dengan tinggi kurang dari 1 m ini berisi 10 tahanan yang harus duduk jongkok dan tidak diberi makanan sedikitpun. Penjara berdiri berukuran 1x1 berisi 10 tahanan. Bisa dibayangkan bagaiman penderitaan mereka. Meja pemenggalan digunakan untuk memenggal leher para tahanan. Konon katanya di ruang bawah tanah ini banyak penampakan, baik yang tertangkap mata maupun terekam kamera. 

Meja Pemenggalan

Penjara Jongkok
Lawang Sewu bukan sekedar wisata malam pemburu hantu, tetapi membawa kita merasakan sejarah perjuangan kemerdekaan,..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar